Alamat: Jl. KH. Ahmad Sholeh Km. 04, RT.002 RW.001, Dsn.Bandungan, Ds. Gedangan, Kec. Tuntang, Semarang, Jawa Tengah 50773, Telp:(0298)3433250, Email: ppedimancoro@gmail.com .
Pers EM-Apel Hari Santri Nasional (HSN) tahun ini berbeda dengan sebelumnya. Berada di Desa Kemantren, Kec. Paciran, Kab. Lamongan, Jawa Timur tepatnya di sebelah utara makam Syech Maulana Ishaq. Memberikan kesan yang mendalam dari beberapa santri, karena berada di luar lingkungan pesantren, Ahad (22/10/23).
Dr. K. H. Muhamad Hanif, M. Hum., dalam amanat apel menyampaikan bahwa, kegiatan upacara kali ini istimewa dan berbeda dari biasanya.
“Biasanya upacara di lapangan. Sekarang kita upacara di tepi pantai sembari berziarah di makam-makam para wali,” ungkap Kyai Hanif.
Janah (22), selaku Lurah Putri menjelaskan bahwa, berdasarkan rapat panitia dan keputusan pengasuh, ziarah yang dilakukan setiap dua tahun sekali diselenggarakan bersamaan dengan peringatan dan upacara HSN.
“Kegiatan ini kan 2 tahun sekali, kemarin berdasarkan keputusan pengasuh dan rapat panitia, HSN 2023 digabung sama ziarah,” jelasnya.
Thoriq (21), salah satu santri mengungkapkan upacara HSN menarik karena dilakukan saat ziarah berlangsung.
“Menarik, karena ada hal baru, ada inovasi yang dilakukan, yang biasanya di lingkungan pesantren, entah di halaman, atau lapangan pesantren, kali ini jadi menarik karena dilakukan bersamaan dengan ziarah dan dilakukan di pesisir, tepi laut,” ungkapnya.
Selaras dengan Thoriq, Iqbal (20) salah satu santri mengatakan, upacara kali ini berkesan karena ziarah dilaksanakan bertepatan dengan peringatan HSN.
“Sangatlah berkesan karena baru kali ini saya ikut ziarah di EM, dulu pernah ziarah Walisongo tapi tidak di EM, akan tetapi santri putri tidak boleh ikut, di EM santri putri diperbolehkan ikut, ya… menambahkan semangat dalam berziarah, walau cuaca lagi panas-panasnya, tetap is the best , dan menjadi tambah seru karena ada upacara di pinggir pantai,” kata Iqbal.
Peran santri yang disampaikan oleh Kyai Hanif dalam amanat saat apel HSN, terngiang dalam benak Thoriq.
“Satu hal yang menjadi kesan saat momentum apel adalah pesan dari Kyai Hanif, bahwa sebagai santri tentunya harus berjuang dan berkhidmat di masyarakat karena dari apa yang disampaikan beliau, perjuangan juga tidak mudah, dilakukan dengan sungguh-sungguh, apalagi ketika sudah di masyarakat harus dilakukan secara serius, beliau juga berpesan bahwa tanggung jawab masyarakat ada ditangan santri,” tambahnya.
Selain itu, Iqbal juga mengingat terkait pesan Kyai Hanif kepada santri EM untuk selalu siap memghadapi tantangan dari mana saja.
“Perkataan yg paling diingat yakni bahwa beliau berkata menjadi seorang santri harus selalu siap dengan segala hal maka dari itu dipersiapkan dari sekarang dengan dilatih dgn ikut organisasi seperti PMII dan lainnya. Beliau juga berkata lain bahwa santri banyak yg menjadi pejabat dan pemerintah bahkan dulu ada yg menjadi presiden RI, maka dari itu santri adalah generasi perubahan untuk Indonesia yg lebih maju dan jihad santri jaya kan negeri,” ujarnya.
Thoriq juga menyampaikan harapannya terkait peran santri dalam upacara kali ini.
“Harapannya apa yang sudah diamanatkan, tentu sebelum kita jauh di masyarakat, berjuang dan berkhidmat itu bisa dilakukan di pesantren, belajar dari sini. Mulai dari hal kecil, bersungguh-sungguh, setiap santri melakukan kegiatan dengan sungguh-sungguh, melakukan apa yang sudah menjadi peraturan dan kewajiban, kesungguhan itu bisa dijadikan landasan untuk berjuang dan berkhidmat saat ini, sebelum melangkah lebih jauh,” pungkasnya.
Em Pers-Paskibra Pondok Pesantren Edi Mancoro berinovasi menampilkan Srikandi Of Edi Mancoro dalam Upacara HUT RI ke-78 , Kamis (17/08/23)
Srikandi Of Edi Mancoro merupakan buah pikiran dari panitia Hari Kemerdekaan dan Petugas Tata Upacara Bendera (TUB) guna menampilkan variasi Peraturan Baris Berbaris (PBB) oleh paskibra Edi Mancoro
Menurut Lilis Sholichah atau kerap disapa Lilis, salah seorang santri Edi Mancoro mengatakan, Srikandi Of Edi Mancoro aktif kembali setelah dua tahun tidak diadakan selama peringatan kemerdekaan di Edi Mancoro (EM) berlangsung.
“Dulu ada namanya mba Alya, aktif pas beliau disini, lulusnya tahun 2020 atau 2021 kalo ngga salah. Sekarang udah aktif lagi ada variasi PBB,” tuturnya.
Kendati demikian, variasi PBB yang dilakukan oleh paskibra EM telah mendapat sebutan Srikandi Of Edi Mancoro tahun ini.
“Mungkin sekarang penyebutan saja atas nama Srikandi,” tambahnya
Fitra Alfiati , salah satu anggota Srikandi mengatakan, latihan variasi PBB dan pelatihan PBB oleh anggota lain sudah dipersiapkan matang-matang sejak awal Bulan Juli lalu.
” Latihannya udah sekitar awal bulan Juli, bareng sama petugas TUB lainnya,” katanya.
Menurut Fitra, dengan latihan yang cukup melelahkan, Srikandi Of Edi Mancoro mendapat hasil yang memuaskan meskipun ada kesalahan teknis sementara.
” Menyenangkan, memuaskan, tapi pas mau mulai, anggota belum siap, jadi sedikit riuh,” tambahnya
Rana Afriliani Salma atau Rana, salah seorang santri Edi Mancoro berharap, eksistensi Srikandi Edi Mancoro dapat terlaksana setiap tahunnya dan bertahan pada konsistensi yang lebih baik.
“Mungkin bisa lebih lama, harapannya tahun depan ada lagi, pokoknya ada terus lah,” jelasnya
Em Pers- Upacara memperingati hari santri nasional pondok pesantren Edi Mancoro. Upacara ini diikuti oleh RA, TK, SD, SMP, yang ada di desa Gedangan dan tentunya seluruh santri Edi Mancoro , dihadiri juga oleh beberapa banom NU yang ada di desa Gedangan. Adapun jargon upacara kali ini yaitu ” Berdaya, Berkarya, Berjaya”. Upacara kali ini digelar di lapangan desa Gedangan ( 22/10/22) pagi hari.
Dr. KH. Muhammad Hanif, M. Hum selaku pengasuh pondok pesantren Edi Mancoro sekaligus pengisi amanat pada upacara hari mengatakan bahwa, ” Selamat hari santri untuk seluruh santri nusantara semoga santri semakin berdaya, berkarya, dan berjaya untuk mewujudkan Indonesia yang semakin jaya,” tutupnya.
Qurotu’ Aini salah satu santri Edi Mancoro sekaligus peserta upacara menuturkan, ” Hari santri di lapangan desa Gedangan ini berjalan dengan khidmat, dan bermakna bagi santri untuk mewujudkan Indonesia yang semakin jaya,” jelasnya kepada reporter EM pers. (Lestari/Nabila/Red)
Em Pres-Malam Puncak Hari Santri Nasional Pondok Pesantren Edi Mancoro, acara ini diikuti oleh seluruh santri Edi Mancoro. Adapun tema acara ini yakni, “Berdaya Menjaga Martabat Kemanusiaan”. Salah satu pengisi acara malam hari ini ialah grup hadroh Al-Badar Edi Mancoro. (21/10/22) malam hari.
Dalam mauidzoh yang disampaikan oleh Dr. KH. Muhammad Hanif, M.Hum bahwasanya, ” Masa-masa indah ialah ketika menjadi santri, dimana santri dalam keadaan berjihad (fisabilillah) menuntut ilmu. Santri di pondok dapat melakukan apapun, mengenal siapapun tanpa batasan, dan hal tersebut termasuk anugerah. Santri di pondok itu belajar hidup dan kehidupan,” pungkasnya.
Mafaza Diaul Haq salah satu santriwati Edi Mancoro mengaku, “Menjadi santri itu senang dan menyenangkan. Menjadi santri itu keren dan mampu berkarya meski dalam lingkup kepesantrenan,” jelasnya kepada reporter EM Pres. (Lestari/Nabila/Red)
Em Press- Rutinan acara Selasa Kliwon Edi Mancoro sekaligus memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW, acara ini dihadiri oleh 3 Gus dari pondok pesantren Salatiga. Adapun tema acara ini ialah, “Spirit Nabi Muhammad SAW : Menebar Empati Perkuat Silaturahmi”. Acara ini digelar di Aula Kampoeng Banyu Mili. (10/10/22) malam hari. Dr. KH. Muhammad Hanif, M.Hum selaku pengasuh pondok pesantren Edi Mancoro, dalam menyampaikan, “Tepat tanggal 10 Oktober, kita memperingati maulid nabi Muhamad SAW, serta mengenang jasa Almgahfurllah K.H. Mahfud Ridwan, L.c, sekaligus menyongsong hari santri nasional 2022,” tutupnya.
Dalam acara tersebut K.H. Muhamad Hanif, M.Hum turut mengundang tiga gus muda Salatiga, yakni gus Saiq Ahmad, Gus Mahfudz, Gus Fahrul. Menurut gus Saiq Ahmad semangat maulid Nabi Muhamad SAW yakni, ” Melihat semangat juang nabi Muhammad melalui perdagangan, maka contohlah dalam berdagang, jika dalam berdakwah, maka zaman sekarang berdakwah sudah bisa memanfaatkan kendaraan dan lebih leluasa terjun di masyarakat,” pungkasnya.
Berbeda dengan Gus Mahfudz menanggapi terkait semangat maulid yakni,” Apapun aktivitas kanjeng nabi kita juga dapat melakukannya, cara meneladani paling aman yakni meneladani para ulama. Yang menjadi latar-belakang dari tema bahwa kanjeng nabi itu manusia, dalam artian manusia yang manusiawi, semangat tersebut dibangun dari kecil, sudah dari kecil nabi yatim piatu namun memiliki empati. Dikala itu nabi menikahi Khadijah seorang wanita yang kaya raya, maka setelah menikah nabi menjadi orang kaya. Nabi merasakan apa yang dirasakan oleh manusia biasa, bagaimanapun juga ketika menjadi seorang santri tanamkanlah rasa empati terhadap sesama jangan bersikap individualis,” tuturnya.
Diakhir Gus Mahfudz menambahkan bahwasanya,” Perspektif intinya yakni memanusiakan manusia, bagaimana cara kita berempati kepada sesama. Ketika terdapat orang kaya maka berbagi dengan orang miskin maka akan mengurangi ketimpangan sosial. Keimanan yang sempurna dimulai dari yang standar. Perbedaan tersebut modal pokok akal setelah menghantarkan keimanan kepada Allah berlemah-lembut dengan sesama. Santri memiliki spiritual mantap sosialnya cakap,” tutupnya. (Lestari/Nabila/Mira/Red)
Kab. Semarang, Em Pers- Pembukaan rutinan dzikir Seloso Kliwon setelah berakhirnya covid-19. Adapun tema acara ini ialah, “Meningkatkan Karakter Santri melalui Nilai-Nilai Kepesantrenan”. Acara ini dimeriahkan oleh grup musikalisasi hadist UIN Salatiga dan grup Seloso Kliwon Edi Mancoro. (5/9/22) malam hari.
Dr. KH. Muhamad Hanif, M.Hum selaku pengasuh pondok pesantren Edi Mancoro, dalam pengantar hikmah mengingatkan bahwasanya, ” Dalam berkehidupan harus menanamkan tiga hal yakni keikhlasan, kesederhanaan, dan ketawadhuan, karena dengan menanamkan sikap tersebut adalah kunci sukses kehidupan,” tuturnya.
Fatma Nur Azizah salah satu santri Edi Mancoro mengungkapkan kebahagiannya terkait diadakan kembali rutinan dzikir Seloso Kliwon. Menurutnya dengan adanya acara tersebut maka akan menjalin keakraban para santri sekaligus melestarikan budaya. (Lestari, Mira, Nabila/Red)
Kab. Semarang, EM Pers- Malam Tirakatan dalam memeriahkan kemerdekaan Indonesia yang Ke-77, acara ini dimeriahkan dengan berbagai penampilan dari anak-anak desa dan para santri. (16/08/22) Malam hari.
Dr. KH. Muhammad Hanif, M.Hum selaku pengasuh pondok pesantren Edi Mancoro, dalam pengantar hikmah mengingatkan betapa pentingnya mendoakan para pahlawan dengan menjelaskan makna hadis tentang 3 amalan yang tidak akan terputus sampai mati.
Joko selaku panitia mengatakan banyak terima kasih kepada seluruh warga gedangan dan seluruh santri pondok pesantren Edi Mancoro yang telah membantu menyukseskan serangkaian acara dari lomba-lomba sampai acara pada malam ini.
Ali Nugroho selaku ketua Rt. 02 Desa Bandungan menyampaikan, “Desa ini sebagai surga, yang mana kita bisa mendapatkan pahala ditempat ini dengan berbagai amalan dan ibadah. Namun desa ini juga bisa menjadi neraka, ketika kita menjadikan tempat ini sebagai hal wujudnya dosa, oleh karena itu mari kita semua menjadikan desa ini sebagai tempat atau ladang pahala bagi kita, dan selalu belajar hal kecil dari setiap sisi kehidupan,” tutupnya.
Nuning selaku santri pondok pesantren Edi Mancoro mengaku sangat terhibur dengan acara ini, yang mana banyak sekali penampilan dari anak-anak desa dan santri yang begitu bagus dan cocok untuk dijadikan bahan belajar dan menumbuhkan jiwa nasionalisme terhadap negara tercinta. (Mira,Lestari,Nabila/Red)